Rabu, 05 April 2017

APA YANG LEBIH INDAH?

Sudah 2 malam berturut-turut saya dan anak perempuan saya bangun jam 3 dini hari untuk melaksanakan Sholat tahajud, Alhamdulillah. Kejadian jamaah sholat tahajud ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah hidup saya, setelah 46 tahun menjalani kehidupan ini. biasanya tahajud ya sendirian. Wow…

Udara dini hari menusuk tubuh, sisa udara dari AC masih terasa, ditambah cuaca Cilebut yang memang sudah dingin dari sananya. Alarm tepat jam 3, saya bangun, ambil air wudhu dan membangunkan anak perempuan saya “Shafa”. 
“Shafa minta dibangunkan untuk ikut sholat tahajud, dibangunin nggak maa??” tanyaku pada istri menjelang tidur “Coba saja” Jawab istriku singkat. 
Di luar dugaan, ternyata lebih susah membangunkan dia pagi hari untuk ke sekolah dibandingkan membangunkan dia untuk Tahajud.

TULUS

Saya paham apa yang dia rasakan, hingga tergerak untuk menemani ayahnya tahajud, atau mungkin niatnya bukan untuk menemaniku tapi punya agenda tersendiri? Bisa jadi.. Sudah hampir setahun ayahnya memutuskan resign dari profesi karyawan yang sudah 22 tahun dijalani, bukan perkara mudah.. mungkin hal ini yang membuatnya ingin membantu ayahnya dengan do’a, do’a di waktu yang paling ijabah dalam tahajud… mungkin ini yang dia ‘Shafa’ pikirkan. Dia melihat perjuangan ayahnya setahun terakhir begitu keras dan kereen. Pada saat cetakan pertama buku “rumputku lebih hijau dari rumput tetangga” saya jual via paket pengiriman, shafa sangat antusias membantu saya packing dan proses pengiriman, walaupun memang Dia melakukan karena ada imbalan yang menggiurkan ‘di mata dia’ tapi saya melihat dia sedang belajar sesuatu dari ayahnya, bahwa selama mau berusaha “cari uang itu gampang”, buktinya 300 buku ludes hanya dalam waktu 2 minggu. Terakhir dia bertanya “ayah kapan kirim buku lagi?” (sabar ya Dik… Ayah cetak dulu, sebelum cetak lunasi dulu biaya cetakan pertama.. heheheheh)

Saya melihat ketulusan di mata anak saya ketika tahajud malam pertama kemarin. Dia mampu mengalahkan rasa kantuknya diganti dengan pancaran segar dari wajahnya yang basah oleh air wudhu. Saya seperti melihat bidadari kecil sedang memberikan support kepada ayahnya “ayo semangat daddy, aku tidak akan berhenti berdo’a untuk kesuksesan daddy” begitu kira-kira pancaran matanya berkata-kata. Khusyuk sekali dia berdoa, bersimpuh persis di sebelah kiri saya usai menyelesaikan beberapa rokaat sholatnya. Indah sekali. Air mata saya menetes, bukan karena sedang banyak hutang, bukan karena sedih banyak dosa, bukan karena capek habis kejar tayang dead line artikel untuk klien, TAPI terharu anakku begitu kusyuk berdoa.. sementara kakak dan mamanya dan semua orang di gang ini masih terlelap tidur.

APA YANG LEBIH INDAH?

Keindahan malam itu sungguh tak bisa tergambarkan (lebay ….), saya serius. Hening, yang ada hanya suara gemericik air aquarium di belakang kami berdua yang menambah suasanya makin syahdu. Tidak ada suara yang lain kecuali suara bergumam do’a kami diiringi suara air aquarium. Adegan yang menurut saya sangat indah, sang ayah kusyuk berdo’a dengan beban kehidupan yang sedang dijalaninya, curhat pada-Nya, mohon ampun pada-Nya, ucap Syukur pada-Nya… sementara sang Anak yang polos, mungkin dosanya nggak ada seujung kuku banding bapaknya… tapi dia dengan kusyuk melakukan hal sama, persis disamping bapaknya. Mungkin dia berdo’a agar ayahnya segera beli mobil pajero atau fortuner, atau mungkin dia sedang meminta Allah memberikan rezeki berlimpah pada Bapaknya agar bisa mengajaknya jalan-jalan ke luar kota, atau mungkin dia sedang meminta Allah mengabulkan keinginan bapaknya yang sedang proses untuk bisa bekerja di sebuah BUMN yang dia tahu kalau hal ini terjadi akan menjadi rekor penghasilan tertinggi sepanjang masa….

Apapun doa yang sedang diucapkan anak saya… yang jelas pemandangan ini begitu Indah…

BESOK BANGUNIN LAGI YAA?

Siang – sore harinya saya ada rapat dengan klien, perjalanan pulang di commuter, shafa mengirimkan pesan melalui WA “ayah sudah pulang?” “nanti malam kita tahajud lagi yaa”… saya langsung mengambil sapu tangan dari saku, segera megusap air mata haru sebelum orang lain melihatnya. “iiih bapak2 ini cengeeeng mosok di kereta nangis, mosok laki-laki nangis??” untung hal ini tidak terjadi, lebih cepat sapu tangan saya mengusap air mata saya sebelum mereka melihatanya.

Pesan WA dari shafa saya terima beberapa saat setelah saya memutuskan membelikan hadiah “kejutan” untuknya, karena menemani ayahnya tahajud malam tadi. Ketika transaksi dengan abang yang jualan selesai, seperti ada koneksi… WA masuk.

Sekarang jam 4:00 saat tulisan ini selesai ditulis, usai tahajud hari kedua, Shafa kembali tidur, tapi saya sudah tidak bisa tidur lagi, jadilah tulisan ini.



Terimakasih ya Allah

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 05 April 2017

APA YANG LEBIH INDAH?

Sudah 2 malam berturut-turut saya dan anak perempuan saya bangun jam 3 dini hari untuk melaksanakan Sholat tahajud, Alhamdulillah. Kejadian jamaah sholat tahajud ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah hidup saya, setelah 46 tahun menjalani kehidupan ini. biasanya tahajud ya sendirian. Wow…

Udara dini hari menusuk tubuh, sisa udara dari AC masih terasa, ditambah cuaca Cilebut yang memang sudah dingin dari sananya. Alarm tepat jam 3, saya bangun, ambil air wudhu dan membangunkan anak perempuan saya “Shafa”. 
“Shafa minta dibangunkan untuk ikut sholat tahajud, dibangunin nggak maa??” tanyaku pada istri menjelang tidur “Coba saja” Jawab istriku singkat. 
Di luar dugaan, ternyata lebih susah membangunkan dia pagi hari untuk ke sekolah dibandingkan membangunkan dia untuk Tahajud.

TULUS

Saya paham apa yang dia rasakan, hingga tergerak untuk menemani ayahnya tahajud, atau mungkin niatnya bukan untuk menemaniku tapi punya agenda tersendiri? Bisa jadi.. Sudah hampir setahun ayahnya memutuskan resign dari profesi karyawan yang sudah 22 tahun dijalani, bukan perkara mudah.. mungkin hal ini yang membuatnya ingin membantu ayahnya dengan do’a, do’a di waktu yang paling ijabah dalam tahajud… mungkin ini yang dia ‘Shafa’ pikirkan. Dia melihat perjuangan ayahnya setahun terakhir begitu keras dan kereen. Pada saat cetakan pertama buku “rumputku lebih hijau dari rumput tetangga” saya jual via paket pengiriman, shafa sangat antusias membantu saya packing dan proses pengiriman, walaupun memang Dia melakukan karena ada imbalan yang menggiurkan ‘di mata dia’ tapi saya melihat dia sedang belajar sesuatu dari ayahnya, bahwa selama mau berusaha “cari uang itu gampang”, buktinya 300 buku ludes hanya dalam waktu 2 minggu. Terakhir dia bertanya “ayah kapan kirim buku lagi?” (sabar ya Dik… Ayah cetak dulu, sebelum cetak lunasi dulu biaya cetakan pertama.. heheheheh)

Saya melihat ketulusan di mata anak saya ketika tahajud malam pertama kemarin. Dia mampu mengalahkan rasa kantuknya diganti dengan pancaran segar dari wajahnya yang basah oleh air wudhu. Saya seperti melihat bidadari kecil sedang memberikan support kepada ayahnya “ayo semangat daddy, aku tidak akan berhenti berdo’a untuk kesuksesan daddy” begitu kira-kira pancaran matanya berkata-kata. Khusyuk sekali dia berdoa, bersimpuh persis di sebelah kiri saya usai menyelesaikan beberapa rokaat sholatnya. Indah sekali. Air mata saya menetes, bukan karena sedang banyak hutang, bukan karena sedih banyak dosa, bukan karena capek habis kejar tayang dead line artikel untuk klien, TAPI terharu anakku begitu kusyuk berdoa.. sementara kakak dan mamanya dan semua orang di gang ini masih terlelap tidur.

APA YANG LEBIH INDAH?

Keindahan malam itu sungguh tak bisa tergambarkan (lebay ….), saya serius. Hening, yang ada hanya suara gemericik air aquarium di belakang kami berdua yang menambah suasanya makin syahdu. Tidak ada suara yang lain kecuali suara bergumam do’a kami diiringi suara air aquarium. Adegan yang menurut saya sangat indah, sang ayah kusyuk berdo’a dengan beban kehidupan yang sedang dijalaninya, curhat pada-Nya, mohon ampun pada-Nya, ucap Syukur pada-Nya… sementara sang Anak yang polos, mungkin dosanya nggak ada seujung kuku banding bapaknya… tapi dia dengan kusyuk melakukan hal sama, persis disamping bapaknya. Mungkin dia berdo’a agar ayahnya segera beli mobil pajero atau fortuner, atau mungkin dia sedang meminta Allah memberikan rezeki berlimpah pada Bapaknya agar bisa mengajaknya jalan-jalan ke luar kota, atau mungkin dia sedang meminta Allah mengabulkan keinginan bapaknya yang sedang proses untuk bisa bekerja di sebuah BUMN yang dia tahu kalau hal ini terjadi akan menjadi rekor penghasilan tertinggi sepanjang masa….

Apapun doa yang sedang diucapkan anak saya… yang jelas pemandangan ini begitu Indah…

BESOK BANGUNIN LAGI YAA?

Siang – sore harinya saya ada rapat dengan klien, perjalanan pulang di commuter, shafa mengirimkan pesan melalui WA “ayah sudah pulang?” “nanti malam kita tahajud lagi yaa”… saya langsung mengambil sapu tangan dari saku, segera megusap air mata haru sebelum orang lain melihatnya. “iiih bapak2 ini cengeeeng mosok di kereta nangis, mosok laki-laki nangis??” untung hal ini tidak terjadi, lebih cepat sapu tangan saya mengusap air mata saya sebelum mereka melihatanya.

Pesan WA dari shafa saya terima beberapa saat setelah saya memutuskan membelikan hadiah “kejutan” untuknya, karena menemani ayahnya tahajud malam tadi. Ketika transaksi dengan abang yang jualan selesai, seperti ada koneksi… WA masuk.

Sekarang jam 4:00 saat tulisan ini selesai ditulis, usai tahajud hari kedua, Shafa kembali tidur, tapi saya sudah tidak bisa tidur lagi, jadilah tulisan ini.



Terimakasih ya Allah

Salam Smart Life
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar